SURABAYA- Sebanyak 13 warga suku Baduy di Banten mendatangi Pemprov Jawa Timur, di Surabaya, kemarin.
Dengan mengenakan pakaian khas berwarna hitam dan ikat kepala biru, mereka hendak berpamitan pada Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf untuk mengadakan ritual khusus guna menghentikan semburan lumpur Lapindo.
Pimpinan rombongan suku Baduy, Jaro Daenah menuturkan, para petinggi dari suku Baduy menerima petunjuk untuk menyelesaikan semburan lumpur Lapindo.
“Untuk itulah, saya bersama 12 tetua dari suku Baduy datang ke Pemprov Jatim untuk meminta izin dan pamit menyelesaikan tugas itu,” ujar Daenah ketika ditemui di ruang Wakil Gubernur Jatim, kemarin.
Sebelum datang ke Jatim, mereka sudah mendapat restu dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Puluhan warga suku Baduy juga pernah melakukan ritual di Gunung Merapi dan Gunung Galunggung ketika akan meletus.
Daenah yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar, Kabupaten Lebak, Banten mengatakan, pihaknya akan melakukan ritual penambaan (mengobati) lumpur Lapindo. Semua itu dilakukan dengan dasar keprihatinan melihat tragedi semburan lumpur panas yang tak kunjung usai.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf menuturkan, pihaknya beserta Gubernur sejak lama berupaya menghentikan semburan lumpur Lapindo. Kalau suku Baduy memiliki inisiatif untuk menghentikan, dirinya bersyukur karena ada bentuk keprihatinan dari sesama warga. Ritualnya sendiri harus dilakukan kemarin.
“Semoga upayanya bisa membuahkan hasil. Suku Baduy juga memiliki pengalaman untuk menjalani upacara adat mereka,” ujar Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah.(Koran SI/Koran SI/ful)